BAB
I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Untuk meningkatkan suatu prestasi olahraga,
perlu memperhatikan beberapa aspek, aspek-aspek tersebut adalah aspek fisik,
aspek tehnik, aspek taktik dan aspek psikis (mental ). Dari ke empat aspek
tersebut aspek kondisi fisik merupakan aspek yang paling mendasar. Faktor
kondisi fisik merupakan faktor yang menjadi tuntutan di setiap cabang olahraga.
Kualitas fisik yang baik akan menopang secara langsung terhadap kualitas gerak
yang bisa ditampilkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sajoto M ( 1995 : 8 )
bahwa “Kondisi fisik adalah satu prasarat yang sangat diperlukan dalam usaha
peningkatan prestasi seorang atlet bahwa dapat dikatakan sebagai keperluan
dasar yang tidak dapat ditunda atau ditawar lagi.
Unsur-unsur yang ada dalam kondisi fisik
banyak macamnya, menurut Sajoto M
( 1995 : 8) Unsur-unsur tersebut
meliputi : Kekuatan, Daya tahan, Daya ledak, Kecepatan, Daya lentur,
Kelincahan, Koordinasi, Kesimbangan, Ketepatan, Reaksi, Kekuatan merupakan
salah satu unsur dasar dalam prestasi berbagai cabang olahraga. Hampir semua
cabang olahraga memerlukan kemampuan kekuatan Sajoto (1995 : 8 ) berpendapat
bahwa :
“kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang
tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu
bekerja”. Kekuatan otot merupakan unsur kondisi fisik yang paling mendasar yang
sangat diperlukan untuk mencapai prestasi olahraga.
Salah satu bentuk pelatihan untuk meningkatkan
kekuatan otot dapat dilakukan dengan program pelatihan berbeban. Dalam hal ini
Sajoto M ( 1995 : 30 ) menyatakan bahwa, “program pelatihan peningkatan
kekuatan otot yang paling efektif adalah program pelatihan dengan memakai beban
atau weight training program”.
Dalam
memberikan program pelatihan beban hendaknya pelatihan bersifat khusus, sesuai
Dengan sasaran yang akan dicapai. Ada beberapa macam pelatihan berbeban,
sehingga pelatih harus dapat menentukan program pelatihan beban yang paling
cocok. Pelatihan beban yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kekuatan otot diantaranya adalah pelatihan beban statis dan
pelatihan beban dinamis. Kedua seri pelatihan tersebut memiliki tujuan yang
sama yaitu untuk meningkatkan kakuatan otot.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Pelatihan
Pelatihan
merupakan suatu proses yang harus dilalui seseorang untuk mencapai prestasi
dalam olahraga. Pencapaian prestasi dalam olahraga hanya dapat dicapai dengan
pengembangan terhadap unsur-unsur yang diperlukan dalam olahraga melalui
pelatihan. Dalam olahraga pelatihan
sering pula disebut dengan training. Adapun yang dimaksud dengan pelatihan atau
training menurut Harsono (1988:101), adalah “proses yang sistematis dari
berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari
kian menambah jumlah beban ;latihan atau pekerjaannya”. Adapun menurut Mulyono
B. (1992:1), bahwa pelatihan adalah proses kerja yang dilakukan secara
sistematis kontinyu, dimana beban dan intensitas pelatihan makin hari makin bertambah,
akhirnya memberikan rangsangan secara menyeluruh terhadap tubuh dan bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental secara bersama-sama. Sedangkan menurut Sudjarwo (1993:14) yang
dimaksud dengan pelatihan adalah : “Suatu proses kerja yang sistematis dan
berulang-ulang dengan peningkatan beban pelatihan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan”.
Dari
beberapa pendapat di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pelatihan selalu
mengandung unsur-unsur yang mempunyai kesamaan. Unsur-unsur tersebut adalah
adanya proses yang sistematis, dilakukan secara teratur dan berulang-ulang
serta adanya penambahan beban secara bertahap.
Yang
dimaksud dengan sistematis yaitu suatu pelatihan harus dibuat terprogram secara
berencana, menurut jadwal yang ditetapkan. Dimulai dari hal-hal yang mudah
kemudian dilanjutkan ke hal yang sulit. Pelatihan yang bersifat sederhana
menuju ke hal-hal yang lebih komplek. Pelatihan harus dilakukan berulang-ulang,
artinya pelatihan harus dilakukan dengan pengulangan berkali-kali dan terus
menerus sehingga gerakan-gerakan yang semula dirasa sukar menjadi mudah,
otomatis dan refleksi dalam pelaksanaannya. Penambahan beban pelatihan, artinya
tingkat beban pelatihan kian hari harus bertambah seiring dengan penyesuaian
organ tubuh terhadap pelatihan. Penambahan beban pelatihan dapat pada
intensitas, jumlah repetisi atau jumlah set pelatihan.
Dari
uraian diatas, maka dapat dirumuskan bahwa pelatihan olahraga adalah
berulang-ulang secara kontinyu dengan peningkatan beban secara periodic dan
berkelanjutan yang dilakukan berdasarkan pada jadwal, pola dan sistem serta
metodik tertentu untuk mencapai tujuan yaitu untuk meningkatkan prestasi
olahraga.
Pelatihan
fisik merupakan bagian integral dari pelatihan olahraga secara menyeluruh. Kemampuan
fisik, yaitu peningkatan kemampuan dalam melakukan kerja. Menurut Dangsina
Moeloek dan Atjatmo Tjokronegoro (1984:12), bahwa pelatihan fisik adalah :
“Suatu kegiatan fisik menurut cara dan aturan tertentu yang mempunyai sasaran
meningkatkan efisiensi faal tubuh dan sebagai hasil akhir adalah peningkatan
kesegaran jasmani”.
Dengan
pelatihan fisik yang terencana, sistematis dan kontinyu serta dengan pembebanan
yang cukup akan mengubah faal tubuh yang selanjutnya akan mengubah tingkat
kesegaran jasmani ketingkatan fitness yang lebih tinggi lagi, sehingga dapat
menunjang penampilan atlet dalam olahraga. Dengan penampilan yang prima dalam
olahraga, maka akan dicapai prestasi yang optimal.
2.
Tujuan
Pelatihan
Peningkatan
prestasi dalam olahrag hanya dapat dicapai melalui proses pelatihan, secara
sistematis dan terprogram dengan baik. Pelatihan memegang peranan penting dalam
upaya pencapaian prestasi olahraga secara optimal.
Tujuan
serta sasaran utama dari pelatihan olahraga menurut Hamidsyah Noer A (1995:7)
adalah : “Untuk membantu para atlet dalam meningkatkan ketrampilan dan
pencapaian prestasi semaksimal mungkin, di samping untuk menjaga stabilitas
derajat kesehatan dan kesegaran jasmani atlet”. Sedangkan tujuan utama
pelatihan dalam olahraga menurut Harsono (1988:100) adalah “untuk membantu
atlet meningkatkan ketrampilan dan prestasinya semaksimal mungkin”.
Jadi,
tujuan akhir dalam pelaksanaan pelatihan adalah pencapaian prestasi yang
semaksimal mungkin dalam olahraga. Untuk dapat mencapai hal tersebut mutlak
diperlukan kemampuan fisik seperti itulah seorang atlet akan dapat tampil prima
dalam penampilan olahraganya. Dengan penampilan yang prima akan dapat
memungkinkan pencapaian prestasi yang setinggi-tingginya dalam olahraga. Oleh
karena itu, untuk mencapai prestasi dalam olahraga, kondisi fisik tersebut
harus dikembangkan dan ditingkatkan melalui pelatihan fisik.
Tujuan
pelatihan fisik menurut Harsono (1988:153) yaitu “untuk meningkatkan kesegaran
jasmani dan kemampuan fungsional system tubuh sehingga mencapai prestasi yang
lebih baik”. Hal ini senada dengan pendapat Rusli Lutan R (1991:110) bahwa
“tujuan utama (pelatihan kondisi fisik) ialah untuk meningkatkan kesegaran
jasmani dan kemampuan ergosistem tubuh”.
Secara
umum tujuan dari pelatihan kondisi fisik salah untuk meningkatkan kesegaran
jasmani dan kemampuan ergosistem tubuh dalam melakukan kerja fisik. Sedangkan
secara khusus pelatihan fisik ditujukan kepada komponen fisik tertentu. Memang
semua komponen-komponen fisik dalam tubuh manusia tidak dapat dipisahkan antara
satu dengan yang lainnya. Akan tetapi pelatihan fisik yang bersifat khusus,
hanya akan menekankan komponen-komponen fisik tertantu. Untuk meningkatkan
komponen fisik tertentu, misalnya kekuatan otot, maka pelatihan fisik yang
dilakukan harus bersifat khusus sesuai dengan karakteristik kekuatan otot
tersebut.
A.
Prinsip-prinsip
pelatihan
Usaha
untuk mencapai suatu tujuan pelatihan haruslah menganut prinsip-prinsip
pelatihan tertentu. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
Pelatihan
sepanjang tyahun tanpa berseling. (prinsip kontinyu dalam pelatihan).
a. Kenaikan
beban pelatihan secara teratur
b. Prinsip
individual (perorangan atlet)
c. Prinsip
interval
d. Prinsip
stress (penekanan)
e. Prinsip
spesialisasi.
B.
Program
Pelatihan
Pelatihan
yang dilakukan harus direncanakan, disusun dan di program dengan baik. Dengan
perencanaan dan penyusunan program pelatihan yang baik akan memungkinkan
terhadap pencapaian tujuan pelatihan secara optimal. Dalam menyusun program
pelatihan harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi atau terkait
dengan keberhasilan program pelatihannya. Dalam hal ini Mulyono B. (1992:56)
menyatakan bahwa :
Untuk
membuat suatu program pelatihan agar mendapatkan hasil yang baik maka hendaknya
memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :
a) Intensitas
pelatihan
b) Lamanya
pelatihan
c) Frekuensi
pelatihan
Sedangkan
Dangsina Moeloek dan Arjatmo Tjokronegoro (1984:12-14) menyebutkan : Pada pembuatan program pelatihan
harus meliputi faktor berikut :
a) Tipe
pelatihan
b) Intensitas
pelatihan
c) Frekuensi
pelatihan
d) Lama
pelatihan
Pendapat
tersebut di atas dapatlah dikatakan bahwa faktor-faktor dalam pelatihan seperti
intensitas pelatihan, lama pelatihan, frekuensi pelatihan, dan peningkatan
pelatihan harus ada dalam setiap pembuatan program pelatihan. Lebih jelasnya
prinsip-prinsip tersebut diuraikan sebagai berikut :
a. Intensitas Pelatihan
Intensitas
pelatihan merupakan suatu dosis (takaran) beban pelatihan yang harus dilakukan
seseorang atlet menurut program yang ditentukan. Intensitas pelatihan yang
diberikan tidak boleh terlalu tinggi atau terlalu rendah. Apabila intensitas
suatu pelatihan tidak memadai atau terlalu rendah, maka pengaruh pelatihan
sangat kecil atau bahkan tidak ada sama sekali. Sebaliknya bila intensitas
pelatihan terlalu tinggi kemudian dapat menimbulkan cidera atau sakit.
Dengan
demikian untuk menentukan intensitas pelatihan bagi setiap individu harus
mendapat pertimbangan yang seksama dan cermat bagi mereka yang terlibat. Hal
ini menyangkut sasaran yang ingin dicapai serta situasi dan kondisi dari
individu yang bersangkutan. Takaran penggunaan beban yang dapat digunakan untuk
menentukan tingkat intensitas bagi individu menurut Nossek (1982:38) adalah
sebagai berikut :
a).
Angka persen dari prestasi terbaik (%)
b).
Berat yang diangkat dalam satu usaha (KP)
c).
Meter per detik pelatihan (m/d)
d).
Langkah dari pelatihan (pelan-pelan, cepat, lancer eksplosif optimal).
Adapun
tingkat intensitas menurut Nossek (1982:38) dapat ditunjukkan dalam tabel
sebagai berikut :
Tabel
1. Tingkat Intensitas Pelatihan Angka %
Prestasi terbaik
|
Kualitas
Intensitas
|
Denyut nadi
Per menit
|
30 – 50 %
|
Rendah
|
130 - 140
|
50 – 60 %
|
Mudah
|
140 - 150
|
60 – 75 %
|
Sedang
|
150 – 165
|
75 – 85 %
|
Sub maksimum
|
165 – 180
|
85 – 100 %
|
Maksimum
|
180 keatas
|
Untuk
menentukan intensitas suatu pelatihan, dapat diukur dengan perhitungan denyut
nadi. Jika penentuan intensitas beban pelatihan tersebut dilakukan dengan
penghitungan denyut nadu, maka penentuan bebannya dilakukan dengan menghitung
denyut nadi maksimal. Menurut Harsono (1988:16) perhitungannya adalah “Denyut
Nadi Maksimum(DNM) – 220 – umur”.
Selanjutnya
Harsono (1988:17) menyatakan bahwa “Takaran intensitas pelatihan untuk olahraga
prestasi antara 80% - 90% dari DNM” jadi bagi atlet yang misalnya mempunyai
umur 20 tahun takaran intensitas yang harus dicapai dalam pelatihan adalah 80%
- 90% dari 200 -160 sampai dengan 180 denyut nadi/menit.
b. Lama pelatihan
Yang
dimaksud dengan lamanya pelatihan atau duration adalah sampai beberapa minggu
atau bulan program tersebut dijalankan, sehingga seorang atlet memperoleh
kondisi yang diharapkan. Lama pelatihan mempunyai hubungan terbalik dengan
intensitas pelatihan. Bila intensitas pelatihan mulai tinggi maka lama
pelatihan lebih singkat dan sebaliknya. Untuk mendapatkan efek yang baik dari
suatu pelatihan tanpa resiko bahaya menurut Harsono (1988:117) bahwa „Untuk
tujuan olahraga prestasi lama pelatihan 45 – 120 menit dan untuk olah raga
kesehatan lama pelatihan 20 – 30 menit dalam training zone”.
Pelatihan
yang dilakukan secara teratur dua kontinyu dalam periode waktu tertentu, maka
akan menampakkan perubahan yang nyata. Untuk mendapatkan perubahan, yaitu
berupa peningkatan kondisi fisik tersebut, menurut Sajoto M (1995:35) bahwa,
“Lama pelatihan yang diperlukan adalah selama 6 minggu atau lebih”. Oleh karena
itu penyusunan dalam suatu program pelatihan harus dilakukan minimal selama 6
minggu, maka kemungkinan belum menampakkan hasil yang nyata.
c. Frekuensi Pelatihan
Frekuensi
pelatihan adalah berapa kali seseorang melakukan pelatihan yang cukup
intensitas dalam satu minggu. Dalam hal ini menentukan frekuensi pelatihan
harus memperhatikan batas kemampuan seseorang tersebut, karena belum tentu
seseorang mampu beradaptasi lebih cepat dari batas kemampuannya apabila
frekuensi pelatihan diberikan dengan berlebihan, dan akibatnya bukan
peningkatan kekuatan yang dicapai, tetapi dapat mengakibatkan sakit atau
cidera. Dalam hal ini M. Sajoto (1995:35) mengemukakan bahwa, “Para pelatih
dewasa ini umumnya setuju untuk menjalankan program pelatihan 3 kali seminggu,
agar tidak terjadi kelelahan yang kronis. Adapun lama pelatihan yang diperlukan
adalah selama 6 minggu atau lebih”. Dengan pelatihan yang dilakukan 3 kali
seminggu secara teratur selama 6 minggu kemungkinan sudah menampakkan pengaruh
yang berarti terhadap peningkatan keterampilan dan kondisi fisik.
Frekuensi
pelatihan berhubungan dengan intensitas pelatihan dan lama tiap pelatihan.
Makin tinggi intensitas pelatihan dan makin lama tiap pelatihannya, maka
frekuensi perminggu makin sedikit. Pelatihan kondisi fisik yang dilakukan
dengan intensitas, frekuensi dan lama pelatihan yang tepat, maka akan
menghasilkan peningkatan kemampuan kondisi fisik yang baik.
C. Analisis Tujuan Latihan
Rencana
program latihan merupakan salah satu strategi usaha untuk mencapai tujuan prestasi atlet secara optimal
dimasa yang akan datang. Tujuan jangka panjang, jangka menengah, maupun jangka
pendek rencana latihan merupakan mata rantai tujuan akhir, tujuan antara, dan
tujuan oprasional yang obyektif dan terukur. Rencana program latihan harus
mempertimbangkan faktor-faktor penentu untuk mencapai tujuan latihan,
faktor-faktor itu antara lain : bakat atlet ; kemampuan atlet saat itu; umur
atlet; umur latihan; sarana dan prasarana; dana; lingkungan atlet; tenaga
pelatih dan waktu yang ada. Tujuan latihan umumnya dibagi
menjadi tiga yaitu
a.
Tujuan jangka panjang (5 tahun- 12
tahun). Tujuan jangka panjang
merupakan tujuan akhir untuk
cita-cita prestasi prima.
b.
Tujuan jangka menengah (2 tahun-4
tahun). Tujuan jangka menengah merupakan pelaksanaan langsung jangka panjang.
c.
Tujuan jangka pendek (1 tahun
kebawah). Tujuan jangka pendek merupakan pelaksanaan oprasional rencana jangka
menengah.
D.
Metode Latihan
Metode latihan adalah suatu cara yang
sistematis dan terencana yang fungsinya sebagai alat menyajikan kegiatan
olahraga yang bertujuan untuk suatu keterampilan gerak atau prestasi olahraga.
Contoh-contoh metode latihan antara lain :
a.
Daya tahan : Metode latihan yang
dilakuan adalah fartlek dan interval training
b.
Kelentukan dan kelenturan : metode
yang dilakukan adalah peregangan dinamis, peregangan statis, peregangan pasif,
peregangan PNF (proprioceptive neuromuscular facilitation)
c.
Kelincahan : metode yang dilakukan
adalah lari bolah-balik, lari zig zag, haling rintang, hexagonal dan lain-lain
d.
Kekuatan, power, dan daya tahan otot
: metode yang dilakukan adalah latihan-latihan tahanan (resistance exercise)
dimana kita harus mengangkat, mendorong, atau menarik suatu beban.
e. Kecepatan :
metode yang dilakukan adalah interval sprint, lari akselerasi, uphill, downhill
1.1 KOMPONEN UTAMA DARI
LATIHAN
Tubuh merupakan mekanisme kompleks yang
di desain untuk bergerak. Bugarnya fisik, berarti jantung, pembuluh darah, paru
- paru dan otot berfungsi dengan baik. Komponen utama dari latihan yang
berhubungan dengan kesehatan adalah ;
A. Daya
tahan Kardioresperasi atau kondisi aerobik
Adalah
kemampuan dari jantung, paru – paru, pembuluh darah dan kelompok otot yang
besar untuk melakukan latihan – latihan yang keras dalam jangka waktu yang
lama.
a. Keturunan (genetik) : VO2 maks 93,4 %
ditentukan oleh faktor genetik.
b. Usia : dari anak-anak sampai umur 20 tahun
daya tahan kardiovaskuler meningkat sampai maksimal 30 tahun yang kemudian
menurun pada usia 70 tahun. Hal ini disebabkan karena penurunan faal organ
transport dan utilisasi O2 yang terjadi akibat bertambanhnya usia, tapi
penurunan dapat berkurang dengan melakukan olahraga
c. Jenis Kelamin : Pada umunya daya tahan
kardiovaskuler wanita lebih rendah 15 – 25% dari pada pria yang mencapai 60%
d.
Aktiviats Fisik : Macam aktifitas fisisk
memepengaruhi nilai daya tahan kardiovaskuler. Istirahat ditempat tidur selama
3 minggu akan menurunkan daya tahan kardiovaskuler.
Olahraga
atau latihan fisik tidak hanya melibatkan sistem muskuloskeletal tetapi juga
sistem kardiovaskuler, respirasi, ekskresi dan saraf. Latihan harus mempunyai
takaran yang tepat baik intensitas, lama maupun frekuensinya untuk mencapai
hasil maksimal dalam peningkatan daya tahan, kecepatan reaksi, kemampuan
pengambilan oksigen, kekuatan otot termasuk otot jantung dalam mengontrol
tekanan darah dan denyut nadi. Latihan dibagi menjadi latihan aerobik dan
anaerobik.
Kaitan
latihan fisik dengan jantung dan pembuluh darah dapat dipahami karena dengan
jantung merupkan organ vital yang memasok kebutuhan darah diseluruh tubuh.
Dengan meningkatnya aktifitas fisik seseorang maka kebutuhan darah yang
mengandung oksigen akan semakin besar. Kebutuhan ini akan dipenuhi oleh jantung
dengan meningkatnya aliran darah.
Latihan
kardio merupakan semua gerakan yang membuat jantung berdetak lebih cepat dan
meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh.
Latihan fisik ini biasa digunakan untuk membakar kelebihan kalori dan
lemak dalam tubuh. Akan tetapi alasan melakukan latihan kardio bukan hanya
sebatas untuk membakar lemak tubuh saja, namun banyak manfaat bagi kesehatan
yang bisa diperoleh dengan mengikuti program latihan kardio secara teratur.
Berikut ini manfaat latihan kardio untuk kesehatan :
a.
Meningkatkan Kesehatan Jantung
Jantung
termasuk otot seperti otot lain dalam tubuh, sehingga organ ini harus selalu
dalam kondisi kuat untuk melakukan kerjanya memompa darah ke seluruh tubuh.
Untuk mendapatkan jantung yang kuat, tentu saja perlu juga latihan fisik.
b.
Meningkatkan Metabolisme
Bersamaan
dengan meningkatkan detak jantung, latihan kardio juga akan meningkatkan
kecepatan metabolisme tubuh. Makin cepat metabolisme tubuh, makin mudah
bagi menjaga berat badan atau menurunkan
berat badan.
c.
Meningkatkan
Profil Hormonal
Latihan kardio
ini dapat merangsang hormone yang menimbulkan “perasaan senang” yang tentunya
dapat mengurangi gejala depresi dan kelelahan. Selain itu, latihan ini dapat
pula merangsang hormon untuk menurunkan nafsu makan.
d. Mempercepat Recovery
Latihan
kardio dapat membatu menurunkan waktu recovery dan membantu mengedarkan lebih
banyak darah yang kaya oksigen ke otot untuk mempercepat proses perbaikan dan
pembentukan jaringan otot baru. Hal ini berarti
dapat lebih cepat kembali ke gym dan melatih otot lagi.
Manfaat di atas merupakan sebagian
kecil dari begitu banyak manfaat lain yang bisa dapatkan dari latihan kardio.
Jika berniat untuk mulai melakukan latihan kardio, yang terpenting adalah fokus
pada aktivitas yang membuat tetap
bergerak dan mempercepat detak jantung . Bentuk latihan fisiknya bisa apapun,
yang penting harus membuat badan tetap bergerak dan harus ditingkatkan
intensitasnya secara teratur bukan volumenya. Setelah menemukan jenis latihan
fisik yang rasa mantap, maka harus
melakukannya secara teratur dan setelah terbiasa, maka harus naik ke level intensitas yang lebih
tinggi. Waktu untuk latihan fisiknya juga tidak perlu berlebihan. Cara ini
lebih efektif ketimbang melakukan latihan fisik yang ringan selama berjam-jam.
1.2
PENGERTIAN KEKUATAN OTOT
A.
Pengertian Kekuatan
Kekuatan
merupakan salah satu unsure kondisi fisik yang sangat penting bagi pencapaian
prestasi dalam olahraga. Meskipun dalam aktifitas olahraga lebih banyak
memerlukan agilitas, fleksibilitas, kecepatan, keseimbangan, koordinasi dan
sebagainya, akan tetapi faktor-faktor tersebut tetap harus dikombinasikan
dengan faktor kekuatan agar diperoleh hasil yang baik. Atlet akan dapat
memiliki kecepatan, kelincahan, koordinasi yang baik jika ditunjang dengan
kemampuan dasar kekuatan yang memadai, jadi kekuatan tetap merupakan dasar dari
semua komponen kondisi fisik.
Kekuatan
yang dimiliki oleh atlet merupakan dasar untuk mengatasi beban dalam berbagai
aktivitas fisik, khususnya olahraga. Pada dasarnya kekuatan adalah kemampuan
otot atau sekelompok otot untuk mengatasi suatu beban atau tahanan yang berasal
pada saat melakukan kegiatan atau aktivitas. Hal ini sesuai dengan pendapat
Suharno HP. (1985:24) yang menyatakan :
“Kekuatan
adalah kemampuan dari otot untuk dapat mengatasi tahanan atau beban dalam
menjalankan aktivitas”. Sedangkan Thompson (1991:70) mengemukakan bahwa
“Kekuatan otot adalah kemampuan badan dalam menggunakan daya. Lebih lanjut
Sugiyanto (1993:22) mengemukakan bahwa :
“Kekuatan
otot adalah kwalitas yang memungkinkan pengembangan tegangan otot dalam
kontraksi otot yang maksimal atau bisa diartikan sebagai kemampuan Penyusunan
Program Pelatihan Berbeban untuk Meningkatkan kekuatan menggunakan gaya untuk
melawan beban atau hambatan, kekuatan ditentukan oleh volume otot dan kwalitas
control pada otot yang bersangkutan.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kekuatan
Otot
Kekuatan
merupakan dasar dari unsur kondisi fisik yang sangat diperlukan dalam mencapai
prestasi yang setinggi-tingginya dalam olahraga. Oleh karena itu, dalam rangka
melakukan pelatihan meningkatkan prestasi dalam olahraga kekuatan otot yang
dimiliki atlet perlu ditingkatkan.
Dalam
upaya untuk meningkatkan kekuatan otot yang dimiliki atlet dengan tepat,
pelatih prlu memahami kekuatan otot. Hal yang sangat penting untuk diketahui
yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan otot. Baik tidaknya kekuatan seseorang
dipengaruhi oleh beberapa faktor penentu, faktor penentu tersebut menurut
Suharno HP. ( 1985 : 24 ) antara lain :
a.
Besar kecilnya potongan melintang otot (potongan morfologis yang
tergantung dari proses hypertropi otot).
b.
Jumlah fibril otot yang turut bekerja dalam melawan beban, makin banyak
fibril otot yang bekerja berarti
kekuatan bertambah besar.
c.
Tergantung besar kecilnya rangka tubuh, makin besar skelet makin besar
kekuatan.
d.
Innervasi otot baik pusat maupun perifer.
e. Keadaan zat kimia dalam otot (glycogen, ATP).
f.
Keadaan tonus otot saat istirahat,tonus makin rendah (relax) berarti
kekuatan otot tersebut pada saat bekerja makin besar.
g.
Umur dan jenis kelamin juga menentukan baik dan tidaknya kekuatan otot.
Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan selain unsur-unsur fisiologis yang
dimiliki seseorang, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kekuatan otot.
Faktor-faktor tersebut menurut Sajoto M ( 1988 : 108 ) adalah factor
Biomekanika, system pengungkit, ukuran otot, jenis kelamin, dan faktor umur.
Ternyata
kekuatan otot dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor penting yang dapat
meningkatkan kekuatan otot adalah dengan pelatihan. Dengan pelatihan secara
teratur akan menimbulkan pembesaran (hypertropi) fibril otot. pelatihan yang
dilakukan maka makin baik pula pembesaran fibril otot itulah yang menyebabkan
adanya peningkatan kekuatan otot.
Untuk
mencapai peningkatan kekuatan otot dengan baik, diperlukan pelatihan yang
disusun dan dilaksanakan dengan program pelatihan yang tepat. Agar pelatihan
yang dilakukan dapat mencapai hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, program
pelatihan yang disusun untuk meningkatkan kekuatan otot harus memperhatikan
faktor-faktor, seperti yang telah diuraikan diatas.
C. Macam-macam Kekuatan
Kekuatan
merupakan salah satu unsur fundamen penting untuk mencapai prestasi optimal.
Selain itu kekuatan juga berguna untuk mempermudah mempelajari teknik dan
mencegah trjadinya cidera dalam olahraga. Kekuatan merupakan komponen yang sangat
penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan.
Kekuatan
otot merupakan kemampuan sekelompok otot untuk membangkitkan atau mengatasi
tahanan beban yang dihadapi. Tahanan atau beban yang harus diatasi oleh
seseorang dalam suatu olahraga bermacam-macam dan bervariasi. Hal tersebut juga
menuntut adanya kekuatan otot yang bermacam-macam pula. Berdasarkan beban yang
harus dihadapi dan bentuk kekuatan yang harus dikeluarkan tersebut, maka
kekuatan otot dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis. Menurut Suharno HP.
(1985:25) kekuatan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu ;
a. Kekuatan maksimal adalah
kemampuan otot dalam berkontraksi maksimal serta dapat melawan atau menahan
beban yang maksimal pula. Perlombaan angkat besi kekuatan maksimal sangat
diperlukan bagi lifter.
b.
Kekuatan daya ledak ialah kemampuan sebuah otot atau segerombol otot
untuk mengatasi suatu tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan
yang utuh.
c.
Power endurance adalah kemampuan tahan lamanya kekuatan otot untuk
melawan tahanan beban yang tinggi intensitasnya. Misalnya : mendayung, balap
sepeda, berenang.
kekuatan
dinamis”. Kekuatan statis merupakan kekuatan otot yang dapat dikembangkan oleh
otot-otot atau sekelompok otot terhadap tahanan yang telah ditetapkan. Kekuatan
dinamis merupakan tenaga otot yang dikembangkan oleh otot dalam kelangsungan
gerak yang ditujukan terhadap suatu tahanan. Jenis kekuatan yang paling banyak
digunakn dalam olahraga terutama adalah kekuatan dinamis.
Dari
uraian di atas tersebut jelas bahwa kekuatan otot banyak jenisnya. Jenis
kekuatan otot tersebut sangat tergantung pada jenis atau macam beban yang
dihadapi. Jenis kekuatan otot yang diperlukan masing-masing nomor olahraga
sangat berbeda, tergantung pada karakteristik nomor olahraga yang bersangkutan.
Misalnya kekuatan otot yang diperlukan untuk nomor olahraga angkat besi,
berbeda dengan tolak peluru, berbeda pula dengan lari cepat dan sebagainya.
D. Karakteristik Pelatihan Kekuatan
Sesuai
dengan prinsio kekhususan pelatihan, pelatihan yang dilakukan untuk
meningkatkan kekuatan harus pula bersifat khusus. Program pelatihan yang
disusun untuk meningkatkan kekuatan otot harus sesuai betul dengan
karakteristik atau cirri-ciri dari kekuatan otot. Tanpa memperhatikan hal
tersebut, maka pelatihan yang dilakukan tidak akan efektif dan efisien. Adapun
cirri-ciri umum pelatihan kekuatan menurut Suharno HP. (1985:25) adalah :
a.
Harus melawan atau menahan beban.
b.
Mengangkat, menarik, mendorong, beban baik statis maupun dinamis.
Metode pelatihan yang digunakan biasanya
menggunakan wight training, dan bentuk-bentuk senam dimana harus bersifat
mendorong,mengangkat, menarik, menahan dan menggendong.
Ciri
utama pelatihan kekuatan adalah harus melawan beban atau tahanan. Sehingga
program pelatihan yang paling efektif untuk meningkatkan otot yaitu dengan
pelatihan berbeban (weight training). Tahanan atau beban tersebut dapat berupa
tahanan dengan berat badan sendiri maupun beban lain dari luar.Tahanan yang
berasal dari luar badan sendiri tersebut dapat berupa tahanan dari orang lain,
tahanan yang berupa alat (seperti barbell dan dumbell) dan tahanan berupa
gesekan.
BAB III
PENUTUP
Pada
perkembanganya, banyak masyarakat melakukan olahraga yang bertujuan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan. Latihan semacam ini dapat kita sebut
sebagai olahraga kesehatan. Olahraga kesehatan ,memiliki sifat mudah
dikerjakan, murah, dan serta bermanfaat dan aman. Untuk itu, olahrag kesehatan
memiliki beberapa syarat yang harus terpenuhi agar tercapai tujuannya, yaitu
intesitas serta beban homogen, submaximal, serta tidak boleh ada unsur
kompetsisi didalamnya. Olahraga yang baik adalah olahraga yang dilakukan secara
teratur dan berkesinambungan.
Manfaat
melakukan olahraga yang cukup dan teratur telah diinformasikan secara luas
dalam beragai artikel kesehatan maupun artikel populer serta jurnal-jurnal
kesehatan. Latihan adalah suatu proses yang sistematis
yang dilakukan secara berulang-ulang
dengan semakin hari menambah jumlah beban latihan. Latihan kondisi fisik
memegang perenan sangat penting dalam program latihan atlet. Istilah latihan
kondisi fisik, mengacu kepada suatu program latihan yang dilakukan secara
sistematis, Faktor utama dalam latihan adalah dilakukan secara berulang-ulang
dan peningkatan beban dilakukan berulang-ulang kekuatan dan daya tahan
otot.Latihan fisik adalah suatu proses yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi fisik. Bersamaan dengan
latihan fisik, atlet cabang permainan harus pula berlatih untuk teknik dan
taktik. Dalam latihan taktik ini merupakan penyempurnaan taktik-taktik apa yang
akan di lakukan dalam pertandingan.
Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
BalasHapushanya di D*EW*A*P*K / pin bb D87604A1
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)
ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat ayo segera bergabung dengan kami di f4n5p0k3r
BalasHapusPromo Fans**poker saat ini :
- Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
- Bonus Cashback 0.5% dibagikan Setiap Senin
- Bonus Referal 20% Seumur Hidup dibagikan Setiap Kamis
Ayo di tunggu apa lagi Segera bergabung ya, di tunggu lo ^.^
Winning303
BalasHapusPENAWARAN PROMOSI:
Promo Deposit Pulsa Tanpa Potongan Via TELKOMSEL / XL / AXIS
"Hallo Bagi Kalian Pecinta Sportbook | Poker Dan Domino | Livecasino | Slot | Sic Bo | Roulatte | Dll
Ayo Gabung Di Klik ====> Winning303 Situs Judi Online Terbesar Dan Terpercaya Di INDONESIA.
Klik ====> Winning303 Hadir Dengan Banyak Promo Yang Menarik dan Raih Kemenanganmu Sebanyak - Banyaknya
Winning303 juga menyediakan permainan lain dengan 1 ID...
1. Sportsbook / SBOBET
2. Live Casino / Baccarat live sexy
3. Slot Online / Slot JOKER
4. Sabung Ayam S128 / sv388
5. Poker IG / Poker IDN POKER
Mari coba & rasakan permainan pragmatic slot Fire88 gratis
Klik ====> Slot fire88
Klik ====> Slot playngo
Klik ====> Slot isoftbet
• Bonus new member 20%
• Bonus Next Deposit 10%
• Bonus rollingan slot sampai 0,7%
• Bonus referral sampai SEUMUR HIDUP
• Bonus Cashback 5-10 %
• Bonus S128/SV388 Menang 7x Di Klik ====> Sabung ayam dapat bonus sampai 5.000.000
Raih Jackpot Spesial yang bisa anda dapatkan...dengan modal kecil dapatkan bonus BESAR...
Hanya di Winning303... Klik ====> DAFTAR
Info hub
WA : 087785425244
LIVE CHAT Di Klik ====> Chat Winning303
MAU CARI SITUS TERBAIK DAN TERPERCAYA GACOR HANYA 1X24 JAM?
BalasHapusYUK JOIN LANGSUNG BOLAVITA WINRATE 99% HANYA DENGAN 1 USER ID SAJA DAPAT MEMAINKAN SEMUA PERMAINAN YANG ADA.
UNTUK DEPOSIT DAPAT DILAKUKAN MELALUI BANK TERNAMA DI INDONESIA , E-WALLET & PULSA TANPA POTONGAN RATE!
BERAPAPUN KEMENANGAN ANDA PASTI DIBAYAR LANGSUNG !!
Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami via livechat ataupun :
✔ WA / TELEGRAM : +6281297392623
SITUS JUDI ONLINE TERLENGKAP DAN TERPERCAYA PASTINYA HOKI 99% !!!!
BalasHapusBOLAVITA merupakan Bandar Judi Online Terpercaya dan Terbaik yang menyediakan berbagai permainan, seperti :
- BOLA TANGKAS
- CASINO ONLINE
- SABUNG AYAM
- TARUHAN BOLA
- TOGEL ONLINE
- GAMES VIRTUAL
- JUDI BALAPAN TIKUS
BOLAVITA juga menyediakan berbagai macam bonus yang menarik, seperti :
- BONUS RETURNING MEMBER Rp 200.000
- BONUS 10% MEMBER BARU
- BONUS 5% SETIAP HARI
- BONUS ROLLINGAN
- BONUS REFERRAL
- BONUS & DISKON TOGEL
- BONUS CASHBACK
Yang pastinya mudah dimainkan, karena dapat dimainkan dimana saja, baik GADGET ataupun KOMPUTER / LAPTOP.
Dengan layanan transaksi yang cukup banyak dan aman, pastinya guna mempermudah member BOLAVITA dalam melakukan traksaksi permainan.
DAFTARKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA, RAIHLAH JACKPOT KEBERUNTUNGAN ANDA DISINI !!!
Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami via livechat ataupun :
✔ WA / TELEGRAM : +6281297392623
#bolavita #promobolavita #judionlinebolavita #sabungayambolavita #slotbolavita #bandarjudionline #bandarbolavita #kontakbolavita #judionline